MAKALAH PAI
TABLIGH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam

Disusun
Oleh :
ASTINI
M.
ARIFIN
NOVI
Kelas
XI IPA 2
SMA NEGERI 1 TUKDANA
Jl.
KRN III Desa Karangkerta
Tukdana
– Indramayu
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak
kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah oleh
penulis di masa yang akan datang.
Akhirnya
besar harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan semua orang yang membaca pada umumnya.
Indramayu,
18 Oktober 2018
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A. Metode Tabligh ................................................................................................. 2
B. Teknik dan Taktik Tabligh ................................................................................ 3
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 6
A.
Kesimpulan ........................................................................................................ 6
B. Saran .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang da’i atau mubaligh dalam
menentukan strategi dakwahnya sangat memerlukan pengetahuan dan kecakapan di
bidang metodologi. Selain itu bila pola berfikir kita berangkat dari pendekatan
sistem (system apprach), di mana dakwah merupakan suatu sistem dan metodologi
merupakan salah satu komponen dan unsurnya, maka metodologi mempunyai peranan
dan kedudukan yang sejajar atau sejajar dengan unsur- unsur lainya
seperti tujuan dakwah, sasaran masyarakat, subyek dakwah (dai atau mubaligh).
Dan tidak bisa ditinggalkan pentingnya sebuah materi dakwah juga
menentukan metode yang seperti apa yang nantinya akan dipergunakan dalam
berdakwah.
Ketika seseorang inggin berdakwah juga
harus memperhatikan media dakwah yang mana juga memiliki peranan atau kedudukan
sebagai penunjang tercapainya tujuan. Media dakwah mencangkup keseluruhan
aktifitas (kegiatan) dakwah walaupun itu bersifat sederhana dan sementara.
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah
ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan
sebagainya.
Dalam semua aktivitas dakwah tentunya
sebuah sasaran haruslah dirumuskan agar tujuan umum dakwah dapat tercapai
dengan cara dan tahapan yang realistis. Jadi dari semua pemaparan di atas
merupakan sarana untuk mencapai sebuah tujuan dakwah yang efektif dan efisien
agar lebih jelasnya perlunya pembahasan yang lebih detail dalam makalah ini.
B. Tujuan
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PAI kelas XI IPA 2
BAB II
PEMBAHASAN
Tabligh secara bahasa, berasal dari kata
balagha, yuballighu ,teblighan yang berarti menyampaikan. Tabligh adalah kata
kerja tanstif, yang berarti membuat seseorang sampai menyampaikan atau melaporkan
dalam arti menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Arab, orang
yang menyampaikan disebut Mubaligh. Dalam pandangan Muhammad A’la
Thanvi membahas tabligh sebagai sebuah istilah ilmu dalam retorika, yang
didefinisikan sebagai sebuah pernyataan kesastraan yang secara fisik maupun
logis mungkin. Bagaimana orang yang diajak bicara cisa terpengaruh, terbius,
serta yakin dengan untaian kata-kata atau pesan yang disampaikan. Jadi menurut
pendapay ini, dalam Tabligh ada aspek yang berhubungan dengan kepiawaian
penyampai pesan dalam merangkao kata-kata yang mampu membuat lawan bicara
terpesona. Menurut Dr. Ibrahim, Tabligh adalah memberikan informasi yang benar,
pengetahuan factual, dan harkat pasti yang bisa menolong dan membantu manusia
untuk membentuk pendapat yang tepat dalam suatu kejadian atau dari berbagai
kesulitan. Dalam kosep islam, Tabligh merupakan salah satu perintah yang
dibebankan kepada para utusan-Nya. Nabi Muhammad sebagai utusan Allah beliau
menerima risalah dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada seluruh umat
manusia, yang selanjutnya tugas ini diteruskan oleh pengikut dan umatnya.
A. Metode Tabligh
1. Pengertian
Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari
dua kata “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
Tabligh menurut pendapat Bakhial Khauli adalah suatu proses menghidupkan
peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari suatu keadaan
kepada keadaan lain. Sedangkan Syaikh Ali mahfudz berpendapat Tabligh adalah
mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek, agar mereka
mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari pengertian ditas dapat diambil
pengertian bahwa metode Tabligh adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh
seorang Da’i kepada Mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan
kasih sayang.
Hal ini mengandung arti bahwa
pendekatan Tabligh harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented
menempatkan yang mulia atas diri manusia.
2. Bentuk-bentuk
Metode Tabligh
a.
Al-Hikmah
Sebagai metode Tabligh, al-Hikmah
diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih,
menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Al-hikmah juga diartikan
sebagai kemampuan da’i dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik Tabligh
dengan kondisi objektif mad’u. Disamping itu juga al-hikmah diartikan sebagai
kemampuan seorang da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam, serta realitas
yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Oleh karena itu
al-hikmah adalah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan
teoritis dan praktis dalam Tabligh.
b. Al-mauidzatul
Hasanah
Makna mauidzatul hasanah adalah
kata-kata yang masuk kedalam qalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam
perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membeberkan kesalahan
orang lain, sebab kelemah lembutan dalam menasehati sering kali dapat
meluluhkan yang keras dan menjinakkan qalbu yang liar, ia lebih mudah
melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.
c.
Al-mujadalah Billati Hiya Ahsan
Maksudnya adalah tukar pendapat yang
dilakukan oleh dua belah pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan
permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan
memberikan argumentasi dan bukti-bukti yang kuat.
B. Teknik dan
Taktik Tabligh
1. Pengertian
Teknik Tabligh
Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan, kita memerlukan metode. Strategi menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan metode adalah cara
yang digunakan untuk melaksanakan strategi, dalam setiap penerapan metode,
dibutuhkan beberapa teknik.
Pada garis besarnya, bentuk Tabligh ada
2 yaitu:
a. Tabligh Lisan (Khitabah)
b. Tabligh Tulis (Kitabah)
Berdasarkan kedua bentuk Tabligh
tersebut, maka metode dan teknik Tabligh dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Metode Ceramah
a. Teknik pesiapan
ceramah
b. Teknik
penyampaian ceramah
c. Teknik
penutupan ceramah
2) Metode Diskusi
a. Manfaat dan macam-macam
diskusi
b. Teknik
pelaksanaan diskusi
3) Metode
Konseling
a. Teknik non
direktif
b. Teknik direktif
c. Teknik elektik
4) Metode Karya
Tulis
a. Teknik
penulisan
b. Teknik
penulisan surat (korespondensi)
c. Teknik
pembuatan gambar
5) Metode Pemberdayaan
Masyarakat
a. Teknik non
partisipasi
b. Teknik
tekonisme
c. Teknik
partisipasi / kekuasaan masyarakat
6) Metode
Kelembagaan
a. Manejemen SDM
pengurus lembaga Tabligh (man)
b. Manejemen
keuangan lembaga Tabligh (money)
c. Manejemen
strategi lembaga Tabligh (method)
d. Manejemen
sarana lembaga Tabligh (machine)
e. Manejemen
produk lembaga Tabligh (material)
f. Manejemen
pemasaran lembaga Tabligh (market)
2.
Pengertian Taktik Tabligh
Taktik adalah gaya seseorang dalam
melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik sifatnya individual,
masing-masing orang memiliki taktik yang dalam menggunakan teknik yang sama,
setiap orang yang menjalankan kegiatan Tabligh masing-masing memiliki
pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini juga berlaku saat menghadapi mitra Tabligh yang berbeda. Dengan
demikian keberhasilan Tabligh lebih bersifat kasuistik. Keberhasilan Tabligh
dengan suatu metode dan teknik belum tentu sukses dalam Tabligh yang lain.
Taktik Tabligh dapat menjadi identitas
individu, setiap orang cenderung pada taktik tertentu, meski taktik yang lain
bisa dilakukannya. Ada taktik dominant dalam diri kita, sehingga ini yang
sering muncul dari kita, baik disadari maupun tidak disadari, taktik hampir
bersama dengan karakter kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang da’i juga hendaklah memilih metode dan media yang
sifatnya ialah dari dimensi masa ke masa yang terus berkembang, seperti mimbar,
panggung, media cetak, atau elektronik (radio, internet, televisi, komputer).
Kemudian dengan mengembangkan media atau metode kultural dan struktural, yakni
pranata sosial, seni, karya budaya, dan wisata alam. Juga dengan mengembangkan
dan mengakomodasikan metode dan media seni budaya masyarakat setempat yang
relevan, seperti wayang, drama, musik, lukisan, dan sebagainya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan,
baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan makalah
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar